Sebuah Pelajaran dari Pemilu 2024

Anin | Suara Senar Nirwana ⑇
7 min readFeb 16, 2024

Sungguh jarang sekali aku menggunakan platform pribadiku ini untuk berbicara tentang politik — hanya ketika isu itu benar-benar menggelitik lah aku terdorong untuk menggunakan platform ku yang kecil ini untuk berbagi pendapat, sudut pandang, dan sikap. Salah satu sikap yang ingin aku nyatakan dengan tulisan ini: aku tidak akan diam & akan lebih berisik dalam mendukung kebijakan yang benar dan baik dari berbagai sudut pandang hukum, ekonomi, ataupun sosial — dan begitu sebaliknya akan mengkritisi kebijakan yang secara data tidak masuk akal atau berpotensi tidak membawa kebaikan bagi masyarakat luas.

Pemilu 2024 sungguh membuka mata — mungkin terdukung oleh kenyataan bahwa ini adalah pemilu kedua bagiku ketika aku sudah memiliki privilese untuk menyelesaikan pendidikan sarjana, bahkan didanai negara untuk menempuh pendidikan lebih tinggi. Aku pun memiliki privilese untuk dikelilingi oleh teman-teman yang vokal memberikan pendapatnya sehingga aku bisa mempelajari beragam sudut pandang. Usai pemungutan suara 14 Februari 2024 kemarin, beberapa pendukung 02 yang melabeli dirinya sebagai “silent majority” bermunculan dan ini merupakan fenomena yang menarik untukku. Pada saat ini juga, beragam opini tentang pendukung 02 bermunculan dan memberikan sudut pandang baru bagiku.

Diskursus antara mereka yang ‘terdidik’ dan ‘tidak terdidik’.

Ini sungguh menggelitik bagiku karena mulai bermunculan ejekan di twitter yang berbunyi “iya deh si paling intelek” yang kerap ditujukan…

--

--

Anin | Suara Senar Nirwana ⑇

Environment & Sustainable Development student-researcher. Loves to turn my experience and perspectives into writings to be read widely 🍉✨🇮🇩