Langkah-Langkah Pendaftaran S2: Mulai Dari Sini.
S2 atau studi magister merupakan pilihan yang menarik bagi mereka yang ingin memperdalam suatu bidang ilmu, switch karir ke bidang yang lebih mereka sukai, atau memang ingin menjadi seorang akademisi. Tetapi, aku pun pernah mengalami, proses pendaftaran S2 itu sendiri bisa cukup membuat pusing bahkan sebelum memulai studi S2 nya haha. Ok, mari kita kupas tuntas satu persatu tahap untuk mendaftar S2.
Pertama, mulai dari menentukan alasan kuat untuk kamu harus S2.
Banyak dari teman-teman yang bertanya merasa bingung harus mulai dari menentukan kampus dulu kah, program dulu kah, atau negara dulu? Semuanya salah, karena menurutku satu hal paling penting yang harus kamu tentukan adalah alasan kuat kamu harus S2. Ingin saja tidak cukup, kamu harus punya alasan yang kuat sehingga kamu dapat menjawab pertanyaan:
Kenapa kamu butuh S2? Kenapa kamu harus menghabiskan 1–2 tahun kamu kembali ke bangku sekolah untuk studi?
Aku menentukan alasan kuatku dengan menggunakan IKIGAI (baca selengkapnya di sini). Tetapi pada dasarnya, kamu dapat menemukan alasan kuat itu dengan sering berdiskusi dengan diri kamu sendiri. Tanyakan lagi pada dirimu, ingin S2 ini karena memang butuh, harus, atau hanya karena FOMO? Believe me, kalau hanya karena FOMO, lebih baik kamu coba pikirkan ulang keinginan itu, karena kuliah S2 tidak bisa haha hihi ujian lulus seperti S1. S2 memiliki tantangannya tersendiri untuk kamu jalani, apalagi kalau kamu menjalaninya di luar negeri.
Cara lain kamu dapat menemukan alasan kuat untuk S2 adalah dengan menentukan hal yang sering aku sebut sebagai “The Gap” . Ini adalah sesuatu yang kosong atau kurang antara diri kamu hari ini dengan diri kamu yang mencapai cita-cita kamu. Contoh, ketika aku bertekad kuat untuk mau mendaftar S2, ini karena aku tahu ilmu S1 aku tidak dapat membawa aku ke bidang pekerjaan yang aku inginkan. Kalaupun bisa, akan sangat lama. Salah satu yang aku butuhkan adalah belajar lagi tentang ilmu lingkungan. Aku tidak bisa mempelajari hal tersebut dari online atau sekadar ambil sertifikasi, karena ilmu yang aku butuhkan masih banyak diperdebatkan, didiskusikan, dan terus berkembang dengan pesat. Aku butuh untuk berada di ruang kelas dan bertukar pikiran.
Memiliki alasan yang kuat menjadi sangat penting karena proses pendaftaran S2 mungkin terlihat mudah, tapi bisa sangat melelahkan, dan mahal. Apalagi kalau harus dihadapi dengan kegagalan terlebih dahulu. Gagal untukku tidak pernah menjadi penghambat karena aku tahu mimpiku penting untuk aku wujudkan. Gagal hanya gagal, aku tahu, aku bisa mencoba lagi dan alasan kuat itu yang tetap mendorong aku hingga akhirnya aku diterima di program yang aku tahu aku butuhkan.
Google keyword yang kamu butuhkan untuk mencari jurusan.
Okay, beranjak ke perihal program apa yang tepat untuk kamu, hal ini akan menjadi lebih mudah setelah kamu tahu apa yang kamu butuhkan. Mulai dari google keyword atau hal-hal yang relevan dengan kebutuhanmu, ditambah “best master program”. Contoh, caraku bertemu dengan programku sekarang adalah dengan aku mencari di Google “Environment best master program” atau “Sustainability best master program”. Kalau bisa lebih spesifik, lebih baik. Tapi kalaupun masih bingung, mulai dari sini.
Kamu akan melihat baaanyak sekali program yang terlihat menarik. Tidak perlu pusing, aku sudah bikinkan template untuk kalian menyeleksi program S2 yang ingin kalian daftar, bisa akses di sini ya. Kumpulkan semua program yang menurutmu menarik itu, lalu kemudian seleksi dengan beberapa pertanyaan berikut:
- Apakah ranking menjadi penting untuk kamu? Jika iya, maka tentukan batas ranking yang kamu inginkan. Aku waktu itu membatasi kampus yang aku inginkan harus masuk ke dalam top 100 kampus di dunia, dan top 10 di bidang yang aku inginkan. Ranking biasanya menunjukan tingkat partisipasi kampus tersebut dalam berbagai aspek, mulai dari publikasi, reputasi akademik, juga jumlah mahasiswa internasional. Tentukan apa yang menjadi penting untuk kamu, karena kriteria ranking ini benar-benar personal. Ingat, universitas dengan ranking top 5 di dunia sekalipun, kalau programnya tidak sesuai dengan apa yang kamu butuhkan, jangan dipaksakan. S2 bukan ajang gengsi untuk studi di kampus bergengsi, tapi S2 seharusnya menjadi momen untuk kamu memaksimalkan potensi kamu untuk mengisi gap antara kamu hari ini dan diri kamu yang kamu inginkan.
- Adakah negara yang tidak kamu inginkan dari list tersebut? Kalau ada, langsung tandai dengan warna merah, lalu hide baris program tersebut. Perihal Negara, adakah yang menjadi prioritas? Untuk aku, negara yang memiliki kebijakan dan praktik keberlanjutan lingkungan menjadi sangat penting ketika aku memutuskan program untuk aku S2. Karena aku ingin dapat belajar tidak hanya dari teori, tetapi juga kasus nyata yang terjadi di negara tersebut. Dalam kasusku, pada tahap ini pilihanku mengerucut ke 3 negara: UK, Swedia, dan Swiss. Swiss langsung aku eliminasi karena mahal dan tidak banyak beasiswa yang mendukung ke sana, sehingga pada akhirnya aku hanya mendaftar ke UK dan Swedia.
- Bagaimana dengan kota nya? Apakah kamu mau di kota kecil atau kota besar? Aspek apa yang menjadi penting dari kota tersebut? Kalau sering hujan, gapapa? lalu seleksi programnya berdasarkan hal ini. Kuliah di Swedia tetapi kamu memilih Lund dan bukan Stockholm, akan menawarkan pengalaman yang tentu jauh berbeda. Lund, adalah kota kecil yang dipenuhi dengan mahasiswa, berbeda dengan Stockholm yang menjadi ibu kota dan memiliki karakteristik mirip seperti Jakarta: Sibuk, banyak bangunan modern, dan lainnya. Hal ini terlihat tidak terlalu penting tapi cukup penting untuk memastikan kamu berkuliah di tempat yang sesuai dengan apa yang kamu butuhkan. Kalau kamu merasa bisa toleransi dengan kondisi kota yang seperti apapun, maka tidak perlu eliminasi program berdasarkan hal ini.
Dari tahap ini, kamu sudah akan mengerucutkan pilihan dan kamu akan tahu program, universitas, kota, dan negara yang ingin kamu tuju. Idealnya, kamu memiliki 3 maksimal 5 pilihan setelah ini. Kalau kamu masih memiliki jauh lebih banyak dari itu, maka kembali ke tahap pertama dan betul-betul tanyakan apa yang kamu butuhkan. Ingat, jangan FOMO. Kuliah S2 bukan untuk pembuktian ke orang lain tetapi hanya untuk diri kamu sendiri.
Memiliki maksimal 5 kampus yang dituju akan membatasi diri kamu dari stress yang tidak seharusnya dan memaksimalkan waktu, tenaga, serta fokus ke tujuan yang benar-benar kamu inginkan. Pada tahap ini, aku sudah tahu aku mau memilih 1: Lund University, IIIEE, EMP. Manchester dan Edinburgh tetap aku daftar hanya karena untuk LPDP, beberapa teman tidak menyarankan hanya memiliki 1 kampus jika kita jalur non-LoA.
Setelah ini semua, buat Grand Master Essay dan siapkan dokumen umum.
Dokumen umum yang diminta oleh program dari kampus manapun, pada biasanya akan mencakup:
- Ijazah S1 (dalam bahasa Inggris)
- Transkrip nilai S1 (dalam bahasa Inggris)
- Identitas (halaman pertama paspor)
- IELTS/TOEFL → cek halaman pendaftaran program masing-masing untuk minimum nilai yang dibutuhkan
- CV → cek juga halaman pendaftaran program, beberapa program memiliki format khusus yang ditetapkan
Dokumen lain yang kerap diminta oleh program manapun adalah esai yang menjelaskan motivasi kamu, atau tentang siapa diri kamu (motivation letter / personal statement / goal statement / etc.) Kalau kamu memiliki 1 program yang dituju, maka fokus untuk membuat esai ke program tersebut sesuai dengan pertanyaan yang mereka tuliskan di halaman pendaftarannya. Tetapi, jika kamu memiliki lebih dari 1 program yang dituju, maka buatlah yang aku biasa sebut sebagai Grand Master Essay.
Grand Master Essay
Ini adalah kumpulan pikiran yang dituangkan menjadi tulisan untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan umum esai pendaftaran S2. Aku membuat sampai 5 halaman, pada umumnya, ini struktur yang akan aku sarankan:
- Halaman pertama, bahas tentang diri kamu. Isu yang kamu tertarik untuk baha, latar belakang kamu tumbuh dan berkembang, lata berlakang yang membawa diri kamu sampai tertarik ke program tersebut.
- Halaman kedua, bahas tentang S1 kamu. Hal-hal yang kamu lakukan selama S1 termasuk lomba, organisasi, volunteer, pencapaian lainnya sampai tentang skripsi kamu. Tuliskan juga sedikit tentang skripsi kamu bagaimana haslinya dan apa yang kamu pelajari dari skripsi itu. Kamu juga bisa menuliskan bagaimana hasil riset skripsi kamu itu bekrontribusi bagi perkembangan suatu hal (masyarakat, ilmu, konsep, atau validasi hal lain).
- Halaman ketiga, bahas tentang periode setelah kamu wisuda S1. Pengalaman kerja, magang, membangun bisnis, tuliskan semua yang menurutmu akan relevan ke program yang kamu ingin tuju. Di sini, kamu tuliskan juga the gap tadi, jelaskan kenapa kamu butuh S2 ini. Terutama, jika kamu ingin switch karir atau memilih jurusan yang tidak sejalan dengan S1 kamu, jelaskan hal tersebut di sini dijembatani dengan pembahasan pengalaman setelah S1 tersebut.
- Halaman ke empat, bahas tentang program yang kamu inginkan. Programnya, kotanya, universitasnya, jelaskan bagaimana semua aspek ini mendukung kamu untuk mencapai cita-cita kamu. Jelaskan bagaimana hal-hal ini dapat mengisi gap tadi sehingga kamu benar-benar harus berada di program tersebut. Yakinkan program tersebut bahwa kamu orang yang tepat untuk berada di sana dan program itulah yang tepat untuk menjawab kebutuhan kamu.
- Terakhir, jelaskan bagaimana kamu akan berkontribusi. Berkontribusi mulai dari bangku perkuliahan, rencana kamu, bagaimana kamu akan mencari pengalaman selama kuliah. Lalu jelaskan rencana indahmu itu seusai lulus S2: hal apa yang ingin kamu lakukan? Bagaimana S2 ini akan mendukung kamu mencapai hal tersebut? Mengapa cita-cita kamu ini penting? Hal apa yang akan menjadi kontribusi kamu melalui cita-cita ini? Isu apa yang akan diselesaikan dengan kamu berkontribusi di bidang ini? Kenapa kamu orang yang tepat untuk berkontribusi di bidang ini?
Struktur grand master ini berkembang seiring dengan aku menjalani S2 dan berbincang dengan banyak teman-teman yang juga ingin melanjutkan studi S2. Untuk melihat contoh esaiku (meski strukturnya tidak 100% seperti apa yang aku sarankan di atas), bisa cek di sini.
Dokumen lain yang kerap juga diminta oleh program tetapi tidak selalu adalah Letter of Recommendation (LoR). Tentukan 2 orang dosen dan 1 professional yang mengenal kamu. Ingat, LoR bukan tentang jabatan orangnya, tetapi tentang seberapa kenal orang yang memberi rekomendasi untuk kamu dengan kemampuan kamu. LoR merupakan dokumen yang menjadi bukti kemampuan kamu secara akademik, soft skill dan hard skill yang dibutuhkan oleh program yang dituju, meyakinkan program bahwa kamu akan dapat menyelesaikan perkuliahan dengan baik. Untuk hal ini, biasanya orang yang dimintai rekomendasinya akan meminta kamu menuliskan draft suratnya karena kamu yang lebih tahu hal apa yang ingin di ‘highlight’. Kalau mereka ingin menuliskan suratnya sendiri, maka itu lebih baik dan kamu bisa memberikan halaman pendaftaran program yang membahas hal-hal apa saja yang ada di LoR. Pro tip: minta izin kepada pemberi rekomendasi untuk menduplikasi dan memodifikasi surat untuk disesuaikan dengan beragam program dan kampus yang kamu tuju. Sehingga, kamu bisa menyesuaikan suratnya tanpa harus meminta tanda tangan 20 surat (kecuali orang tersebut bersedia).
Terakhir: mentoring, catat, dan daftar.
Di spreadsheet yang aku tuliskan sebelumnya, ada halaman untuk mencatat program yang sudah kamu daftar. Penting untuk mencatat setiap dokumen sudah sesuai dengan apa yang diminta dan memastikan kamu sudah submit semua dokumen yang menjadi persyaratan. Kalau ada, kamu bisa mencari rekan atau mentor untuk pendaftaran ini yang akan menemani proses pendaftaran S2 kamu bukan sekedar memberi feedback untuk esai, tetapi juga membantu mengecek dokumen yang akan kamu submit. Aku, bersedia untuk menjadi mentor kamu tapi slot aku terbatas. Untuk mulai diskusi sama aku, aku sudah set jadwal ketersediaan aku di sini.
Goodluck! Semoga 2025 adalah tahunnya kamu memulai perjalanan studi S2 itu ❤
Best,
Aninda